Sunday, February 21, 2010

TERMIN

"Shahina, kannst du mir bitte helfen?" tanya Ermina di gagang festnet. "Was ist es?" Shahina balik bertanya. "Kannst du bitte mein son von schule um 12:30 abholen?, ich habe ein termin und ich hole Fayyad um 15.00 Uhr ab." Ermina menyatakan permintaannya. "Ja, gerne. Er kann auch in mein Haus bleiben. Er kann mit Saqib zusammen spielen." Shahina menyanggupi permintaan Ermina.

Hari ini memang berbeda. Pagi-pagi sekali Ermina sudah bangun. Ia menyiapkan masakan yang lebih banyak dari biasanya. Selesai sudah ia menata makanan di meja makan untuk sarapan pagi suami dan ketiga anaknya. Sebagian lauk yang sudah masak itu dimasukkan ke dalam plastik kemasan.

Suaminya sudah harus berangkat bekerja ke Uni jam 7:00. Ia mitarbeiter di sana. Ermina mengerjakan semua urusan dan tugas-tugas rumah tangga sendiri. Tidak umum istilah pembantu rumah tangga di Berlin. Tenaga manusia sangat mahal.

Ibu berusia 30 tahun itu menyiapkan semua keperluan anak pertamanya. Buku-buku sekolah dan pekerjaan rumah sudah diperiksa dan masuk ke dalam tas Fayyad. Roti, salami halal kesukaan Fayyad, air minum dan buah. Tidak lupa Guemmibaerchen. Jam 7:30 Ermina harus mengantar Fayyad ke sekolah. Selesai sekolah sekitar jam 12:30 biasanya ia menjemput Fayyad dari sekolah. Siang ini tidak. Ermina ada termin.


Syukurlah ia mendapatkan sekolah untuk Fayyad yang sangat dekat hanya 30 meter di depan wohnungnya. Fayyad bahkan sudah berani pulang sendiri. Tetapi ia tidak setuju Fayyad pulang sendiri, tidak aman bagi anak kecil berjalan sendirian walaupun dekat rumah. Masih lebih baik kalau ada kenalan yang bisa menjemput Fayyad dan menjaganya sampai ia jemput pulang ke rumah.

"Satu tugas lagi telah selesai, aku tinggal bilang kepada anakku," Seru Ermina dalam hati. "Fayyad, nanti siang kamu akan dijemput Shahina di spielplatz sekolah dan pulang ke rumah Saqib dulu ya, mama akan jemput kamu jam tiga sore," kata Ermina menjelaskan. Fayyad serius mendengarkan mamanya. "Kenapa Fayyad harus pulang ke rumah Saqib, bunda?," tanya Fayyad dengan nada protes. Tidak tega hati Ermina kepada putranya itu, tetapi bagaimanapun juga ia harus pergi. "Bunda hari ini ada termin. Cuma sebentar kok. Nanti bunda jemput di rumah Saqib ya," Ermina menjelaskan. Fayyad mengerti hari ini bunda ada termin, lagi pula ia senang bisa bermain bersama Saqib.

"Giliran Fatin," seru Ermina pelan. Tas Fatin segera penuh berisi keperluan anak itu di kindergarten
hari ini. Fatin bisa dijemput pulang dari kindergarten sampai jam 16:00. Tidak lebih. Bila terlambat guru di kindergarten bisa menegurnya dengan keras dan ia akan mendapat ceramah panjang lebar.

***

Menyelesaikan urusan berpakaian untuk tiga orang anak tidaklah mudah. Fayyad tentunya sudah bisa sendiri. Anak itu sudah kelas 2 Grundschule (SD). Suara nyaring Ermina terkadang keluar sekali-kali untuk mengingatkan. Fatin agak lambat, ia dua tahun lebih muda. Fatin belum tahu menyimpan dan mengambil kembali barang-barangnya dengan benar. Fatin tidak terlalu peduli di mana ia menyimpan kaus kaki, buku dan tas sekolah. Fatin memang masih di kindergarten. Sedang Basmah yang paling kecil, 3 tahun.

Ermina mesti berkali-kali mengulang-ulang perintahnya kepada kedua anaknya. "Sudah belum berpakaiannya?, pakai socken nya!, deine Shoe!, pakai sepatunya!, Ambil Jacke nya!, Pakai handshoe (sarung tangan)nya, dimana mutze nya? sudah belum?! Jangan lupa Schall nya!," seru Ermina terus mengingatkan sambil memakaikan sturmpfhose dan perlengkapan pakaian musim dingin Basmah. Ia segera meletakkan Basmah di kinderwagen. "Ayo kita berangkat!" serunya. "Baca Bismillah! Bismillahirrohmaanirrohiim!" Ermina memberi komando. Fayyad dan Fatin yang sudah siap dengan tas di punggung masing-masing mengikuti komando bundanya dan membaca Basmallah sambil keluar dari pintu.

Brrr....angin dingin menyambut mereka yang keluar dari gerbang pintu kayu besar dan tebal keluar dari gedung wohnung mereka yang dilantai satu. "Pakai kaputze nya, terlalu dingin!," seru Ermina kepada kedua anaknya disambut suara berdebum pintu kayu besar yang menutup. Fayyad dan Fatin yang juga merasakan udara yang dingin segera memasang kaputze mereka.

Urutannya sudah direncanakan baik-baik. Pertama mengantar Fayyad ke sekolah, kemudian mengantar Fatin ke kindergarten yang agak jauh dari rumah. Di luar rumah langit masih temaram karena musim dingin. Ermina berkeliling mengantar anak-anaknya sekolah sambil mendorong-dorong kinderwagen Basmah.

***

Beruntung hari itu ketiga anaknya dalam kondisi sehat meskipun kondisi cuaca tidak ramah. Sebetulnya Basma yang paling rentan terhadap flu dan erkaeltung (demam) di musim seperti ini. Meskipun demikian Ermina tidak mau mengubah termin yang sudah ia buat seminggu yang lalu. Ia tetap harus berangkat dengan membawa Basmah bersamanya dan berharap anaknya akan sehat-sehat saja.

Bergegas ia kembali ke rumah menyiapkan keperluan Basmah dengan segala "drum und dran" bayi yang tidak boleh terlupakan. Feuchtucher, windel, milch, baju ganti, botol susu, zwiback, makanan khusus untuk Basmah, mainan. Semua masuk ke dalam tas bayi. Kecuali selimut bayi yang cukup tebal, untuk penghangat Basmah di atas kinderwagen. Tidak lupa plastik untuk menutup kinderwagen bila tiba-tiba hujan turun. Sementara itu Basmah ia biarkan tidur di atas kinderwagen ke arah pintu keluar wohnung. Selama anak itu tidak menangis ia tidak perlu mengeluarkan Basmah dari Kinderwagen.

Hari ini perkiraannya ada angin yang sangat kencang. Ramalan cuaca memperkirakan memang ada badai angin.

Ia melihat rute perjalanan di tautan Berlinstadtplan di situs Berlin.de. Sebuah situs langganan bagi semua orang yang ingin melihat rute perjalanan dan berbagai informasi transportasi di Berlin. Tempat tujuannya ternyata cukup jauh. Butuh waktu perjalanan selama 45 menit di tambah jalan kaki.

Waktunya sekarang tinggal satu jam untuk menyelesaikan segala sesuatunya sebelum berangkat. Di catatnya rute perjalanannya kali ini. Ermina memastikan bahwa semua stasiun yang akan ia gunakan ada fasilitas lift atau elevator. Rute perjalanan yang di pilih adalah juga yang paling sedikit umsteigen. Ia tidak ingin berkali-kali pindah kereta atau bis. Lebih mudah baginya sehingga tidak menyulitkan dirinya nanti yang harus mendorong kinderwagen. Dilihatnya kantong receh dalam dompet. Ia hanya ingin memastikan ada recehan yang akan ia gunakan untuk membeli Einzelfahrschein seharga 2,10 euro di mesin automat. Tiket ini berlaku untuk dua jam perjalanan satu arah.

Ermina mengambil tas kulit bermodel ransel kecil berwarna hitam yang setia menemani. Rute perjalanan, Al Qur'an, buku, handy, dompet, alat tulis, dan plastik kemasan yang sudah ia siapkan tadi pagi semua sudah masuk. Tas itu sebentar saja sudah berada di punggungnya. Tas bayi Basmah kemudian juga mendarat di wadah bagian bawah kinderwagen.

***

Tugasnya belum selesai!. Oh banyak sekali yang harus ia kerjakan sepagian ini. Ia menelepon beberapa ibu untuk berangkat bersamanya. Setidak-tidaknya bila ada sesuatu terjadi ia tidak sendirian. Ada dua ibu yang paling searah dengan rumahnya sehingga bisa menemani perjalanannya.

***

Ermina bertemu dengan ibu pertama di depan toko Turki Euro Gida yang berada di depan rumahnya. Mereka kemudian berjalan sampai di stasiun Leopoldplatz dan akan bertemu dengan ibu kedua yang akan menunggu di sana. Ermina perlu bantuan untuk mengangkat kinderwagen Basmah melalui tangga menurun yang cuma satu tingkat. Itu masih mudah karena cuma satu tingkat dan kawannya sudah siap menolongnya. Jam 11:00 Ermina sudah harus sampai di tempat tujuan.

Ketiga ibu itu kemudian naik U9 richtung Rathaus Steglitz melewati 7 stasiun kereta bawah tanah dan umsteigen di Spichernstrasse untuk melanjutkan perjalanan dengan U3 richtung Krumme Lanke. Namun ternyata perjalanan tidak semudah itu. Tidak ada lift di stasiun itu. Memang ada elevator. Sayangnya tangga berjalan automatis itu ternyata kaput (rusak). Tidak ada informasi di tautan yang Ermina baca tadi pagi di internet. Tidak bisa mencari rute perjalanan baru di daerah itu yang sama sekali asing buat Ermina.

Ketiga ibu itu berkeliling mencari-cari kemungkinan dan berharap-harap ada lift atau elevator lain. Tetapi tidak ada. Daerah itu ternyata sepi. Mungkin bukan termasuk daerah yang padat lalu lintas penduduk sehingga tidak disediakan lift. Sayangnya elevator harapan satu-satunya juga rusak.

Rasanya berat sekali jika harus mengangkat kinderwagen Basmah yang terbuat dari besi yang berkualitas bagus. Tinggi tangga itu tiga lantai dan harus naik ke atas. Sebetulnya dengan tiga orang bisa saja mengangkatnya. Hanya saja seorang ibu yang satu sudah agak tua dan punya penyakit di tulang punggungnya. Sehingga tidak mungkin meminta tolong padanya mengangkat kinderwagen.

Ermina merasa tidak enak sekali kepada kawan satunya lagi. Ia tadi sudah menolong mengangkat kinderwagen sewaktu di stasiun Leopoldplatz. Sedangkan kawannya itu ingin segera hamil dan tidak mampu mengangkat yang berat-berat karena perutnya akan sakit. Akhirnya Ermina menunggu beberapa saat berharap kemungkinan ada orang lain yang lewat yang bisa dimintai bantuan.

Tapi setelah beberapa saat menunggu ternyata di stasiun itu memang tidak ada orang lain lagi selain mereka bertiga. Karena waktu termin yang semakin dekat, dan mereka tidak mau terlambat. Ketiganya memutuskan untuk segera mengangkat kinderwagen itu. Basmah dikeluarkan dari kinder wagen dan diangkat oleh ibu yang agak tua. Sehingga kinderwagen akan berkurang bebannya. Ermina dan kawan satunya mengangkat kinderwagen itu sampai tiga lantai ke atas. Pekerjaan yang sangat berat untuk hari itu.

Mereka kemudian berhasil naik ke atas dan menunggu U3 di stasiun itu, dikepung tiupan angin yang bertambah kencang dan dingin. Bersyukur sekali ketika U3 datang, mereka segera masuk dan mendapatkan kursi yang hangat. Biasanya kereta - kereta di Jerman memiliki pemanas di bawah kursi duduknya yang sangat bermanfaat di musim dingin. Mereka masih harus menempuh sembilan stasiun lagi ke arah Barat Daya di Liniennetz (peta kereta) Berlin. Perjalanan semakin mengarah ke daerah pinggiran Berlin. Stasiun tujuan mereka adalah Oskar-Helene-Heim.

Ermina bercakap-cakap dengan semangat untuk melupakan rasa gemetar di tangan yang telah mengangkat berat kinderwagen hingga tiga lantai. Dan bagi kawannya juga untuk melupakan semua rasa sakit di perut atau pun sakit di punggung. Hingga akhirnya tiba di Oskar-Helene-Heim.

Perjalanan belum selesai sampai di sini. Ini adalah umsteigen yang kedua. Bus yang akan mengantar mereka ke tempat tujuan baru akan datang 20 menit lagi. Begitu tertera di papan informasi halte bus. Jarak tempuh alamat yang dituju dengan stasiun itu hanya dua stasiun. Mungkin jarak yang pendek. Sangat mungkin ketika bus itu datang di stasiun ini, mereka bertiga sudah sampai dengan berjalan kaki ke alamat itu.

Sudah begitu banyak waktu habis dalam proses perjalanan tadi. Ermina dan kawan-kawannya tidak mau terlambat datang. Mereka memutuskan untuk berjalan kaki. Tidak akan terasa jika berjalan bertiga. Dua stasiun di daerah pinggiran yang sepi ternyata lumayan panjang namun mereka sangat bersemangat sehingga melupakan semuanya. Rupanya badai angin itu belum sampai siang ini. Matahari bersinar cerah di daerah itu dan memberi kehangatan meskipun tetap di kepung tiupan angin yang lumayan kencang.

Sudjeurstrasse 5. Akhirnya tiba di tempat tujuan. Pintu masuk ke halamannya terbuat dari kayu. Ermina mendahului kedua ibu tadi memencet belnya. Seorang ibu membukakan pintu dan mempersilahkan masuk dengan ramah. Wajahnya tidak asing. Ermina melangkah masuk ke dalam dan mengangkat Basmah dari kinderwagen. Di dalam ruangan besar sudah banyak ibu-ibu berkumpul menyambut mereka.

Jam11:00. Termin itu pun dimulai. Bacaan taawudz terdengar serentak. Satu-persatu ayat-ayat Al Qur'an memancar di sanubari peserta majlis ta'lim yang berkumpul saat itu. Ermina menutup acara itu dengan ceramah yang selalu ditunggu-tunggu para ibu. Mereka semua yang hadir saat itu memang sudah punya termin dengan Allah Subhanahuwata'ala di majelis ilmu.


Cerpen oleh: Munaya Fauziah, Senin, 22 Februari 2010, 02:11 CET

Termin (janji acara tertentu/jadwal)
Uni (universitas)
mitarbeiter (pekerja peneliti)
Guemmibaerchen (sejenis permen jeli)
Wohnung (apartemen)
"Shahin, kannst du mir bitte helfen?" (Shahin, bisakah kamumenolong saya?)
festnet (telpon rumah)
"Was ist es?" (Apa itu?)
"Kannst du bitte mein son von schule um 12:30 abholen?, ich habe ein termin und ich hole Fayyad um 15.00 Uhr ab." (Bisakah kamu menjemput anak saya dari sekolahnya jam 12:30, saya ada janji dan akan menjemput Fayyad jam 15:00)
"Ja, gerne. Er kann auch in mein Haus bleiben. Er kann mit Sakib zusammen spielen." (Ya, dengan senang hati. Ia juga bisa tetap dirumah saya. Ia bisa bermain bersama Sakib)
spielplatz (tempat bermain anak)
Grundschule (Sekolah Dasar)
Kindergarten (Taman kanak kanak)
socken (kaus kaki)
deine Shoe (sepatu kamu)
Jacke (jaket)
handshoe (sarung tangan)
mutze (tutup kepala)
Schall (syal)
sturmpfhose (celana musim dingin untuk bayi)
kinderwagen (kereta bayi)
kaputze (penutup kepala di jaket)
"drum und dran" (pernak-pernik)
Feuchtucher (tissue basah)
windel (popok sekali pakai)
milch (susu)
zwiback (roti keras untuk bayi)
lift (lift)
elevator (tangga berjalan)
umsteigen (pindah kendaraan)
richtung (arah )
U9 (Unten Bahn/ kereta bawah tanah no 9)

Nama-nama Islam :
Fayyad (murah hati)
Fatin (cerdas)
Basmah(sebuah senyuman)
Ermina (bersahabat)
Shahina (putri raja)
Saqib (bintang yang bersinar)

2 comments:

  1. ...Mereka semua yang hadir saat itu memang sudah punya termin dengan Allah Subhanahuwata'ala di majelis ilmu....
    WOW...
    Mba Mun hab' heute morgen den RE verpastt :(((((

    ReplyDelete
  2. ...Schade Nurry, padahal hari pertama praktikum ya :( ..., sudah nelpon kontaknya? mudah2an nggak apa-apa ya ...

    ReplyDelete