Monday, January 25, 2010

IKA DAN AYAM GORENG

Ika kecil tersenyum senang. Ia membawa oleh-oleh untuk mama selembar kertas dari guru TPA di Masjid Al Falah. "Mama, ini!" katanya bangga sambil menyerahkan lembar itu. "Apa ini Ika?" tanya mama tersenyum menerima lembaran itu. "Bu Guru bilang ini untuk mama", katanya sambil bergayut manja menjelaskan singkat pada mama. Ia memang belum pandai membaca. Ika merasa puas sudah menyampaikan lembar itu seperti yang gurunya minta. Mama tampak membaca-baca isi kertas itu dengan serius kemudian menyimpannya.

***

"Mama, nanti beli daging ayam ya Ma!" pesan Ika mengingatkan. "Iya," jawab mama pendek. Ika ingin makan ayam goreng kentucky buatan mama malam ini. Terbayang kelezatan rasanya. Cuma mama yang paling pandai membuat ayam goreng itu. Lidahnya mengecap. Air liurnya sudah siap berkumpul menemani kehangatan ayam goreng itu.

Sore ini Ika akan pergi berbelanja. "Ayo Ika! Sudah siap?" tanya mama memastikan. Biasanya memang mereka selalu berdua. "Papa, juga ingin membeli sesuatu," kata Papa. "Oh, Papa juga mau berbelanja, ayo kita sudah mau berangkat!" seru mama. Ika senang sekali karena ia bisa pergi bersama papa dan mama. "Mungkin mama akan ke toko Penny, Lidl, Aldi atau Netto," pikir Ika. Toko-toko itu adalah toko yang umumnya ada di Berlin. "Mama kita belanja ke mana Ma?" tanya Ika ingin tahu. "Kita ke Penny saja, di dekatnya ada toko Turki, Euro Gida," jawab mama memutuskan.


***

Banyak belanjaan yang sudah diambil dari rak-rak toko yang tersusun rapi. Ika memperhatikan, belum ada ayam. Biasanya mama membeli ayam di toko Turki. "Mama, ayamnya ma," kata Ika mengingatkan. "Iya, nanti kita ke...," jawab mama terputus. Mama memandang daging ayam yang mendarat di kereta belanja. "Ini ayamnya," kata papa ringan. "Bukan, Pa! Bukan yang itu!" seru Ika. "Loh memang ayam yang mana?" Papa balik bertanya. "Ayam halal yang belinya di toko Turki!" seru Ika polos tidak setuju. "Ayam yang itu tidak halal" sambung Ika. "Aah.., sama saja, yang namanya ayam, ya halal," sambut Papa medorong kereta belanja. Mama membiarkan daging ayam itu di dalam kereta belanja sambil berkata, "Kalau begitu biar papa saja sendiri yang makan ayam gorengnya nanti!"

***

Tidak jadi ke toko Turki. Gummibärchen yang biasa mama beli juga ada di sana. Ika tahu ia boleh makan Gummibärchen halal yang guru TPA nya bilang ada di lembaran yang diberikan pada mamanya hari yang lalu. Ika kecewa tidak jadi ke toko itu.

***

Ika duduk manis di kursi memandangi ayam goreng kentucky yang seolah-olah memanggil-manggil dirinya. Mama menggorengnya dengan sempurna. Rasanya tentu saja sangat enak, ia tahu itu. Warnanya coklat muda. Harumnya saja sudah memenuhi ruang makan. Tepungnya renyah melapisi dagingnya yang pasti empuk. Berbunyi 'kriuk-kriuk' kalau bertumbukan dengan giginya yang mungil-mungil. Perutnya langsung bereaksi lapar.

Di pandangi wajah papanya. Papa sudah mengambil ayam goreng kentuckynya yang pertama. Bibirnya bergerak-gerak menikmati ayam yang ada di dalam mulutnya. Lidah papa juga kadang-kadang sedikit keluar menyambut remah tepung yang tertahan di bibir.

Tangan Ika menjulur ke atas meja. Ia mengambil nasi, sayur bayam kesukaannya, ikan, tempe goreng, dan perkedel kentang. Terkadang ia meminta bantuan mamanya untuk mengambilkan kalau letaknya jauh dari tempat duduknya. Kemudian ia makan dengan lahap. "Hmm... enak..!" katanya. Ika pun melupakan ayam goreng kentucky yang sejak siang tadi ia impi-impikan dan yang sekarang ada dihadapan .

"Ayo Ika, dimakan ayam gorengnya," seru Papa. "Nggak Pa, Ika makan ikan saja," jawabnya sambil mengunyah-ngunyah makanannya. "Loh, kan kamu yang minta ayam goreng!" kata Papanya heran. "Ika, mau makan ayam goreng kentucky yang halal," kata Ika lanjut sambil terus makan. "Kalau yang itu beli ayamnya bukan di toko Turki yang halal. Ika nggak mau," katanya polos.

Papa terdiam. Papa beradu pandang dengan Mama, tapi mama diam saja. Tidak ada komentar keluar dari bibirnya, ia juga terlihat asyik melanjutkan makan. Terlihat di atas piring mama sama seperti yang berada di atas piring putrinya. Papa memandang Ika yang terus asyik mengunyah-ngunyah makanannya. Ayam goreng kentucky yang kegemaran putri kecilnya itu teronggok rapi di atas piring saji.

***

CERPEN KARYA : Munaya Fauziah, 8 Januari 2010

Gummibärchen (sejenis permen)

Related Posts :
Terima Kasih Kau Telah Cemburu
Tunggu Saya Di Surga (Wir Sehen Uns Im Himmel)
SEORANG KADET JERMAN DAN SHOLAT

2 comments:

  1. seandainya semua anak kecil seperti Ika ya :) nice story n salam kenal :)

    ReplyDelete
  2. Aulawi makasih ya sudah mampir dan baca :) Insya Allah anak kecil sangat tergantung kepada siapa yang membentuknya :) salam kenal juga, makasih sudah mampir :)

    ReplyDelete