Sunday, August 22, 2010

AKHLAQ KEPADA ANAK

Bismillahirrohmaanirrohiim

Anak adalah amanah dari Allah SWT untuk dibina di didik dan di tempa sampai menjadi anak yang sholeh. Sukses hidup bukan karir, harta, tapi sukses menjadikan anak amanah Allah SWT menjadi anak yang sholeh. Allah SWT dalam Al Qur’an membagi anak menjadi 4 macam. Sekarang kita melihat di mana posisi anak kita sekarang ini.

1.Qurrota a’yun: penyejuk mata, pelipur lara, penyenang hati. Al Furqon (25):74.
Qurra dalam bahasa arab bermakna: melihat saja sudah senang. Ada rasa kasih sayang antara orang tua dan anak. Untuk mencapai ini sama seperti sakinah mawaddah warahmah tidak kun fayakun tetapi perlu proses. Ciri-cirinya tertera dalam surat Al Furqon : 63.
rendah hati atau tidak sombong
cuek sama orang yang jahil
sering tahajjud
berdoa/ beribadah pada Allah SWT
menginfakkan harta dijalan Allah SWT dst.

2.Ziinatun: hiasan, perhiasan kehidupan dunia. Al Kahfi : 46
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhan mu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”
Menyukai perhiasan adalah fitrah manusia. Seperti perhiasan yang suka kita gonta-ganti atau rumah yang suka kita ubah-ubah, mensikapi anak tidak cukup dengan satu sikap. Memperlakukan anak harus berbeda sesuai dengan tahapannya hingga mencapai tujuan Qurrota a’yun. Nikmati semua anak sebagai perhiasan tetapi jangan terlena. Ada orang tua yang terlena, terkesima dan larut menikmati anak sehingga karakter anak tidak terarah.

3.Fitnah. Anak menjadi fitnah atau ujian.
Sedikit menyesatkan hati orang tuanya di mulai sejak anak kecil. Contohnya: anak menghambat orang tua dari sholat tepat waktu, karena anak orang tua tidak hadir ke majlis ilmu dan sebagainya.
Bisa membuat dua orang dewasa bertengkar karena anak, dan orang tua tetap kokoh pendirian bahwa cara dia yang benar mendidik anaknya.
Anak bisa membuat suami istri tidak tegur sapa.

4.Musuh.
Anak menjadi musuh bagi kedua orang tuanya. Surat ‘Abasa (80): 34-37.
“Pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dan dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.”
Anak yang baik di dunia akan menjadi musuh bagi orang tuanya di akhirat.

Masing-masing akan menjadi musuh karena ada hak-hak yang tidak ditunaikan. Ada perselisihan saudara yang tidak selesai. Ada perceraian rumah tangga dan sebagainya.
Orang tua lari dari anaknya di akhirat karena takut dituntut oleh anaknya di hadapan Allah SWT karena ada haknya yang tidak ditunaikan. Suami lari dari istrinya karena takut dituntut dihadapan Allah. Sesama saudara lari dari satu sama lainnya karena di dunia bertengkar dan takut di tuntut di hadapan Allah dan seterusnya. Naudzubillahimindzalik. Sebaliknya kalau sukses menata keluarga masing-masing akan saling mencari.


Seri Rangkuman Ceramah Ustadz Muhammad Saleh Darahim Lc. M.A.
pada Pengajian Ummul Falah, Masjid Al Falah Berlin, September 2009

No comments:

Post a Comment