Saturday, August 21, 2010

HAK SUAMI ATAS ISTRI

Bismillahirraohmaanirrohiim

1). Taat selama suami tidak mengajak maksiat kepada Allah ta’aala.
  • Hadits Rasulullah SAW, “Tidak ada ketaatan dalam bermaksiat kepada Allah ta’aala.
  • Hadits Rasulullah SAW: “Tidak ada kenikmatan yang paling besar yang Allah berikan kepada seorang laki-laki setelah taqwa selain ketaatan istri yaitu apabila engkau memintakan sesuatu ia taat
  • Surat An Nisaa : 34, “... fa in atho’nakum falaa tabghuu ’alaihinna sabiilaa.“ Artinya “...Apabila mereka sudah mentaatimu maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya.“
  • Hadits Rasulullah SAW: “Kalau seorang suami mengajak istrinya untuk bersenang-senang di tempat tidurnya, dan istrinya menolak, maka malaikat akan melaknat istri itu sampai pagi hari.“
  • Dari Buraidah ra. Rasulullah SAW bersabda: “... wa laa yasjudu ahadun li ahadin minal khalqi, walau kuntu aamiran ahadan bidzalika la amartul mar’ata an tas juda lizau ta’dhi man lil haqqihi.“ Artinya: “... dan tidak boleh seorang sujud kepada seseorang dari makhluk dan andaikata aku akan menyuruh seorang sujud pada orang, tentu saya telah menyuruh isteri sujud pada suaminya untuk menunjukkan kebesaran hak suami.

Hatta suami tidak qowwam, maka amanah istri untuk menjadikan ia qowwam.


2). Menjaga kehormatan suami

  • Menjaga harta suami. Masalah nafkah adalah mutlak kewajiban suami. Hak istri untuk meminta itu. Dari Qatadah ra. Rasulullah SAW bersabda: “… wa inna min haqqihinna ‘alaikumul kiswata wal nafaqota bil ma’ruuf” Artinya: “…dan hak istri atas suami ialah harus diberi pakaian dan nafkah yang selayaknya.”
  • Mendidik (mentarbiyah) anak-anaknya
Tugas utama ibu adalah mendidik anak (tarbiyatul aulad) dan fitrahnya seorang perempuan adalah mencintai anak (hubbul walad).
  • Mengatur urusan rumah tangga
Membuat suasana nyaman di rumah yang bisa dinikmati oleh suami. Contohnya menghias rumah dan mengganti-ganti suasana lama dengan suasana baru sehingga rumah tidak monoton (tidak itu-itu melulu) meskipun dengan benda atau barang yang sama. Ini pun sangat bervariasi tergantung karakter istri, ada yang lebih suka memasak, ada istri yang lebih suka bersih-bersih, ada yang suka menghias rumah dan lain sebagainya. Sebaiknya suami menikmati saja karakter dari istrinya itu.
  • Tidak memasukkan orang ke rumah tanpa izin suami.
Hadits Rasulullah SAW diriwayatkan oleh Qatadah ra.: “… an yahfadzhna furusakum wa laa ya’ dzanna fi buyutikum li ahadin takrahunahu wa laa ya’tiina bifaahisyatin mubayyinah ” Artinya: “di antara hak mu yang harus di jaga oleh istrimu ialah menjaga tempat tidurmu dan tidak mengizinkan seorang masuk dalam rumahmu yang kamu tidak suka dan tidak boleh berbuat kekejian yang terbukti

Apabila tidak diizinkan suami maka istri tidak boleh protes karena itu hak suami. Mungkin saja hal itu lebih baik untuk menghindari orang lain mengetahui aurat rumah tangga suami istri itu. Sedangkan tamu berhak dijamu selama 3 hari, lebih dari itu diperbolehkan untuk tidak menjamu lagi.

3). Betah dirumah
  • Minta izin dahulu bila keluar rumah
  • Memberi tahu tempat tujuannya
Hadits Rasulullah SAW riwayat Ibn Umar ra: “…wa laa takhruj illa bi idznihi fa inkharajat linafsiha la’anatha malaaikatul’adzabi hatta tarji’. ” Artinya: “… dan jangan keluar dari rumah kecuali dengan izinnya, maka jika ia keluar dari rumah tanpa izin suaminya, di laknat (dikutuk) malaikat rahmat dan malaikat adzab sehingga ia kembali ke rumah.”
  • Suara tidak boleh melebihi suara suami. Ini adalah adab istri kepada suami, walaupun suami bukan orang yang mudah tersinggung.
  • Tidak melakukan perbuatan keji (contohnya, menyakar)
  • Tidak berbicara omongan-omongan keji pada suami
  • Tidak menjelek-jelekan suami
Contohnya adalah kata-kata yang merendahkan atau menghina seperti “Dasar...nggak lulus-lulus ujian“, dan sebagainya.
  • Bermuammalah dengan cara yang baik khususnya kepada keluarga suami, senyumlah terus meskipun dipaksakan.
Contohlah Khadijah ra. yang memberikan semua kekayaannya untuk da’wah Rasulullah SAW. Sampai Rasulullah sering menyebut nama beliau sehingga Aisyah ra. cemburu dan mengatakan bahwa beliau (Khadijah ra.) sudah meninggal. Rasulullah kemudian menyebut-nyebut kebaikan Khadijah ra. bahwa “dialah orang yang mendampingi aku disaat semua orang memusuhiku, dialah orang yang memberikan semua harta kekayaannya untuk da’wah disaat semua orang menahan hartanya, dan dari dialah aku diberi keturunan.”
Bersambung…

Seri Rangkuman Ceramah Ustadz Muhammad Saleh Darahim Lc. M.A.
pada Pengajian Ummul Falah, Masjid Al Falah Berlin, 7 September 2009

No comments:

Post a Comment