Saturday, August 21, 2010

BERAKHLAQ KEPADA ORANG TUA DAN MERTUA

Bismillahirrahmaanirrahiim

Pada seri yang sebelumnya, telah dibahas bahwa ciri dari Qowwam atau pelindung dalam sebuah keluarga, yang pertama adalah aqidah yang benar, sehingga seorang suami dan istri dapat merealisasikan kalimat tauhid dalam kehidupan rumah tangganya. Ciri yang kedua adalah ibadah yang benar (shohibul ibadah). Sebuah rumah tangga akan merasakan ketenangan (sakinah) kalau di dalam kehidupan rumah tangga itu terasa suasana ibadah.

3. Akhlaq yang Kokoh (Matinul Khuluq)
Akhlaq pada dasarnya adalah refleksi dari iman yang dimiliki seseorang. Namun ada juga orang yang baik imannya dan bagus ibadahnya hanya saja memiliki karakter bawaan yang kaku. Karakter bawaan ini bukan tidak bisa diubah, karena adanya syariat Islam ini untuk merubah akhlaq tersebut. Prinsipnya yaitu bukan seseorang yang minta dipahami bahwa dia memiliki perilaku tersebut, tetapi perilaku itulah yang harus disesuaikan dengan syariat. Contoh yang ada pada zaman nabi adalah sosok Umar bin Khattab yang dikenal paling keras karakternya pada masa jahiliyah, namun setelah mengenal syariat Islam karakternya berubah menjadi lembut.
Akhlaq terbagi menjadi beberapa bagian tergantung kepada siapa manusia berinteraksi.
1) akhlaq kepada Allah ta’aala yang telah menciptakannya, menciptakan langit dan bumi dan segala isinya. Pertanyaannya adalah bagaimana manusia harus berakhlaq kepada Allah? Pada bahasan sebelumnya dijelaskan bahwa seorang qowwam harus memiliki aqidah yang benar. Cara berakhlaq kepada Allah yaitu:

  • taqwa

  • iman.
Menjalankan segala perintah-perintahNya dan menjauhi segala larangan-laranganNya. Akhlaq kepada Allah ini harus diperhatikan karena Allah ta’aala ada di mana-mana dan selalu mengawasi kita.

2) akhlaq kepada sesama manusia, dalam hal ini akhlaq kepada orang tua dan mertua adalah yang utama. Selain kepada orang tua ada yang sering kita lupa bahwa kepada mertua seseorang tidak batal wudhunya, karena mereka sama yaitu orang tua kita juga. Dasar hukumnya:


  • Firman Allah ta’aala dalam Surat Al Isra (17):23, “Dan Tuhan Mu telah memerintahkan kepada kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak…”.

  • Hadits Rasulullah SAW bersabda “Hormatilah kedua orang tuamu, nanti anakmu akan menghormatimu”.

  • Hadits lain Rasulullah SAW bersabda “Ar Ridhollaha fil ridho walidain, wa sukhtillah fi sukhtiwalidain” artinya ”Ridho Allah ada pada ridho kedua orang tua, dan murka Allah ada pada murka kedua orang tua.”


    Dalam Al Qur’an Allah berfirman: “Aniskurli waliwalidaika” yang artinya: “Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua orang tuamu.” Ayat ini menekankan agar manusia bersyukur kepada Allah ta’aala yang telah menciptakan dan memberi rizki dan agar manusia bersyukur kepada kedua orang tuanya yang telah memelihara dan merawatnya hingga dewasa dan melalui ada nya orang tua maka dia ada. Dalam ayat ini bersyukur kepada kedua orang tua diletakkan persis setelah bersyukur kepada Allah ta’aala. Sebagai tanda syukur kepada orang tua yang sudah meninggal maka sebagai contoh kita bisa bersedekah dengan diniatkan untuk orangtua. Bagi orang tua yang masih bersama kita, Rasulullah SAW mengeluarkan suatu hadits yang sangat keras berikut ini; ” Engkau dan hartamu adalah milik orang tua mu.” Demikianlah syariat Islam mengajarkan anak berakhlak kepada orang tua yang di dalamnya juga termasuk mertua.

Ada 5 akhlak kepada orang tua, yaitu:

1). Mentaati kedua orang tua dan menjauhi larangan kedua orang tua selama orang tua tidak mengajak maksiat kepada Allah ta’aala. Kata kunci disini bahwa jangan pernah menceritakan kepada orang lain bahwa orang tua tidak ridho kepada kita. Ceritakan saja hal itu kepada Allah ta’aala.

2). Hormati dan muliakan orang tua.

  • Perlakukanlah orang tua seperti “jimat”, kalau perlu sungkemlah kepada mereka.

  • Tutup auratnya, dan

  • Tidak bersuara lebih keras di atas suara orang tua.

  • Dahulukan orang tua dalam berjalan.

  • Dahulukan juga kepentingan orang tua diatas kepentingan suami atau istri, selama tidak mengurangi hak-hak suami atau istri. Apabila dalam mendahulukan kepentingan orang tua sang anak belum ada kemampuan seperti misalnya secara ekonomi dan sebagainya, maka yang paling baik adalah tidak langsung menolaknya tetapi dikompromikan dahulu, agar orang tua merasa senang.

  • Panggillah orang tua tidak dengan namanya langsung tetapi dengan panggilan yang baik seperti ayah atau mama dan sebagainya.

3). Birruhuma (berbakti) yaitu menyelesaikan urusan-urusan orang tua sekiranya orang tua sudah tidak mampu lagi. Apalagi bila orang tua sudah tidak memiliki kekuatan ekonomi atau sakit, maka itu adalah ladang pahala buat kita, berapa pun ongkos yang harus dikeluarkan untuk memenuhi urusan-urusannya. Sekalipun orang tua kita adalah orang tua yang mampu, maka tawarkan bantuan untuk mendapatkan senyum ridhonya. Perhatikan dan jaga betul bila ada gangguan-gangguan jangan sampai orang tua terkena.
4). Silaturahim dengan orang tua kita bahkan menyambung silaturahim dengan teman-teman orang tua kita dan dengan anak-anak orang tua kita.
Ada sebuah kisah mengenai salah seorang anak Umar bin Khattab yang sedang mengendarai kendaraannya bersama dengan kawannya. Tiba-tiba dia melihat seorang badui yang sedang berjalan. Ibnu Umar bin Khattab langsung turun memeluk orang badui tersebut dan mempersilahkan dengan hormat naik bersama ke kendaraannya dan mengantarkan ke tujuannya. Kawannya kemudian menanyakan: „Wahai Ibnu Umar, dia kan orang Badui yang bangga dengan kesederhanaannya, cukup baginya engkau berikan dia uang agar dia bisa sampai ke tujuannya.“ Kemudian Ibnu Umar menjawab, “Bahwa menghormati anak dari kawan akrab bapaknya adalah termasuk amalan utama dalam rangka berbakti kepada orang tua“.

5). Berdoa dan minta ampun kepada Allah untuk kedua orang tua. Sebagai salah satu akhlaq seorang anak kepada orang tua adalah memintakan ampun bagi orang tuanya. Jangan sampai terlewat dalam satu hari memintakan ampun bagi orang tua.

Nantikan seri selanjutnya mengenai berakhlaq kepada suami maupun berakhlaq kepada istri, bagaimana orang tua dan mertua berakhlaq kepada anak dan menantu serta akhlaq kepada ipar dan saudara, tetangga, sahabat, non muslim, juga akhlaq terhadap alam dan binatang. Insya Allah.
Bersambung...

Seri Rangkuman Ceramah Ustadz Muhammad Saleh Darahim Lc. M.A.
pada Pengajian Ummul Falah, Masjid Al Falah Berlin, 26 Agustus 2009)

No comments:

Post a Comment